Deretan Bakteri Berbahaya, Kebal Terhadap Antibiotik

Deretan Bakteri Berbahaya, Kebal Terhadap Antibiotik

Deretan Bakteri Berbahaya, Kebal Terhadap Antibiotik- Terdapat ribuan macam bakteri yang ada di seluruh dunia. Dari jumlah tersebut, ada jenis bakteri yang berguna untuk kesehatan. Tapi, ada juga jenis bakteri yang tergolong berbahaya karena kebal atau resisten dengan antibiotik.

Perlu di ketahui, Resisten antibiotik dapat menimbulkan ancaman bagi kesehatan. Karena infeksi bakteri jadi sulit di obati, bahkan menyebabkan infeksi parah yang mematikan. Organisasi kesehatan dunia atau yang biasa di singkat WHO pada 2017 lalu mengumumkan daftar patogen bakteri paling berbahaya yang kebal terhadadap antibiotik. Mari simak deretan bakteri berbahaya di bawah ini.

1. Salmonella

Bakteri salmonella adalah jenis bakteri umum yang menjadi penyebab keracunan makanan. Infeksi bakteri ini bisa berbahaya bagi bayi, anak balita, kalangan lansia, atau orang dengan sistem imunitas tubuh lemah.

Manusia bisa terjangkit bakteri yang satu ini melalui kontak dengan hewan yang terinfeksi. Tapi kebanyakan orang tertular bakteri  ini karena mengkonsumsi makanan yang tidak higenis atau tidak dimasak dengan baik.

2. Helicobacter Pylori

Helicobacter pylori adalah bakteri yang menginfeksi lambung dan menyebabkan penyakit maag. Bakteri ini cukup umum, bisa menyerang antara dua atau tiga orang di seluruh dunia. Bakteri ini tidak mudah di basmi hanya dengan jenis antibiotik tertentu, tapi butuh beberapa jenis antibiotik untuk melawan kuman yang kebal obat ini.

3. Entrobacteriaceae

Bakteri ini salah satu famili bakteri yang hidup di usus manusia. Sebagian besar jenisnya sebenarnyan termasuk bakteri baik yang berguna untuk tubuh. Tapi ada juga jenis enterobacteriacea yang kebal terhadap antibiotik. Jenis bakteri ini dapat menyebabkan keracunan darah.

Celakanya, sebagian kuman tahan obat ini sering di temukan di lingkungan perawatan kesehatan. Saat terinfeksi, tingkat penderita bisa sampai 50 persen.

4. Campylobacter spp

Bakteri ini kebanyakan tumbuh di hewan ternak. Manusia bisa terinfeksi Campylobacter spp. Saat mengonsumsi daging mentah atau setengah matang. Sebenarnya bakteri ini mati saat di panaskan atau daging di masak sampai matang.

5. Neisseria Gonorrhoaea

Bakteri penyebab gonore ini mengalami resistensi antibiotik terhadap beberapa jenis obat, termasuk sefalosporin generasi ketiga. Penyakit ini sudah dilawan sejak 1940-an dengan berbagai antibiotik, seperti penisilin, tetrasiklin, kuinolon, dan antibiotik makrolida. Meskipun begitu, tantangan dalam pengendalian tetap ada karena munculnya resistensi terhadap obat-obatan tersebut dari waktu ke waktu.

6. Pseudomonas Aeruginosa

Bakteri ini dapat hidup di berbagai macam inang, termasuk tanaman. Pada manusia, bakteri Pseudomonas cenderung menjadi kuman oportunistik, yang bertahan di tubuh dan menyerang saat imun melemah. Bakteri yang banyak di temukan di lingkungan perawatan kesehatan ini kebal dengan beragam antibiotik lini terkahir, termasuk karbapenem dan sefalosporin generasi ketiga.

7. Enterococcus Faecium

Bakteri ini lazimnya berkembang di usus manusia dan bukan menjadi masalah kesehatan. Sayangnya, Enterococcus faecium bisa berubah menjadi patogen penyebab penyakit seperti infeksi saluran kencing, meningitis, sepsis.

Saat menginfeksi tubuh, bakteri ini memiliki resistensi terhadap beberapa jenis antibiotik, seperti penisillin dan sefalosporin. Dengan demikian, pengobatan menjadi lebih rumit dan membutuhkan pendekatan yang lebih hati-hati. Selain itu, tantangan terbesar saat ini yakni bakteri ini perlu di taklukan dengan kombinasi antibiotik vankomisin.

8. Staphylococcus Aureus

Sebagin besar jenis bakteri ini sebenarnya hidup tidak berbahaya bagi kulit, lapisan dalam hidung, dan saluran pernafasan. Selain itu, bakteri ini bisa berubah menjadi patogen jika masuk ke dalam tubuh melalui luka. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kebersihan luka dan menghindari kontak langsung dengan sumber infeksi. oleh karena itu, infeksi bakteri yang merebak di lingkungan perawatan kesehatan ini potensial berbahaya karena kebal dengan beragam jenis antibiotik.

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *